Ebook Building direncanakan akan diterapkan setidaknya pada pertengahan tahun 2019. BEI (bursa efek Indonesia) telah memperkirakan beragam resiko -resiko yang timbul atas pelaksanaan penawaran saham perdana atau disebut IPO (nitial public offering ) tetap ada untuk suatu perusahaan penjamin efek atau underwriter, meskipun sudah diterapkan skema pembukuan secara elektronik atau e-book building.
Ebook Building |
I Gede Nyoman Yetna, Direktur Penilaian Perusahaan BEI menyebutkan bahwa adanya resiko tidak terserapnya saham pada masa - masa penawaran akan tetap ada.Undrwriter akan menjadi penanggung jawab atas tidak terserapnya saham, sehingga mereka underwriter harus bisa menyerap sahamnya jika terjadi perjanjian komitmen penuh.
Nyoman juga menyebutkan bahwa investor ritel saat mengarah kepada offering harus sudah menyiapkan dananya, dan pihak underwriter harus memastikan bahwa uangnya sudah masuk atau belum. Di dalam draft surat edaran OJK (otoritas jasa keuangan) terkait pelaksanaan e-book building, menyebutkan bahwa alokasi saham atau pulling allotment untuk investor ritel akan mengalami pertambahan dari yang pada saat ini berada pada kisaran 1% saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar